Sabtu, 06 Oktober 2012

BENDESA MANIK MAS DI DESA PAYANGAN


BISAMA
BENDESA MANIK MAS DI DESA PAYANGAN
(DESA PEKRAMAN PAYANGANDESA)


            Setelah gagalnya pengerjaan tanggul/tangluk antara Tukad Bangkung dan Tukad Ayung yang di pimpin oleh Kyai Ngurah Ayunan maka Pasek Mengwi dan putra-putranya kembali ke Punggul. Namun I Pasek Kaleran tidak ikut pulang ke Punggul, Beliau menetap di tepi sebelah timur Tukad Ayung tepatnya di Desa Payangan (saat ini bernama Desa Pekraman Payangandesa) atas ijin penguasa Payangan yaitu Anak Agung Geria. Karena letaknya diantara Pura Bale Agung dan Pura Puseh, Pasek Kaleran ikut ngayahang Pura Kayangan Tiga bersama penduduk yang telah ada (Bisama Pura Bala Utama Taman Kaja, Ubud, hal. 73).
            Berselang beberapa lama, I Pasek Kaleran mendengar saudara-saudaranya akan mendirikan Penyiwian di tempat peperangan dahulu yaitu di Desa Taman Kaja – Ubud, maka beliau ikut bergabung untuk mendirikan Pura Penyiwian sesuai dengan janji beliau dulu saat berada di Goa Gajah ketika air sungai Petanu meluap dan hampir memenuhi mulut goa. Pada waktu itu Beliau berjanji kepada Ida Sanghyang Widi dalam manifestasinya sebagai Dewi Gangga dan Betara Segara (Sanghyang Baruna), bahwa beliau akan mendirikan tempat pemujaan jika dirinya selamat dari luapan air sungai Petanu tersebut. Di tempat bekas terjadinya peperangan tersebut beliau pertama mendirikan pura panyiwian ke segara yang diberi nama “Pura Tengahin Segara dan Danu” dengan pelinggih utama meru tumpang tiga. Kemudian mendirikan “Pura Bala Utama” untuk menghormati para leluhur yang wafat pada waktu peperangan (Bisama Pura Bala Utama Taman Kaja – Ubud, hal. 80) .
            Saudara-saudara dari I Pasek Kaleran menetap di tepi Tukad Tawar di Desa Kutuh dan Desa Taman namun I Pasek Kaleran menetap di Desa Payangan (Desa Pekraman Payangandesa).  Setiap odalan di Pura Tengahin Segara dan Pura Bala Utama yaitu pada hari Jumat Umanis wuku Menail beliau beserta keturunannya atau Pratisentana Bendesa Manik Mas yang berada di Desa Pekraman Payangandesa selalu ngaturang bakti ke pura tersebut dengan aturan sawentene.
            Pratisentana Bendesa Manik Mas tetap eling ring Wit/Kawitan atau asal.


BABAD BENDESA MANIK MAS